Secangkir Senja


Secangkir Senja

Secangkir senja, terasa manis dalam tetes biasnya
mengisi rongga jiwa yang kering merana
memenuhi mata dengan warna selaras, tak terjingga
mengulum bibir dengan pekat awan bergelora

Bersambung sayup jalan dan trotoar
mengejar senja di penghujung penantian
selama esok menjelma ulang, berfajar
tak peduli ditinggal sejenak ke peraduan

Meski bosan bersambung ulang dalam pijak
juga warna yang setia bersajak
suasana hati ikut aroma bergejolak
hingga di sini menanti dalam tawa bergelak
Secangkir Senja Secangkir Senja Reviewed by Fitroh Kurniadi on November 04, 2014 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.