Bias-bias sisa cahaya akan berpulang ke peraduan
Dalam kronologi sempurna tatanan Sang Tuhan
Kini mari bergegas menuju temaram bersanding jalanan
Kita bersama dalam pelukan kebebasan
Hanya diikat dengan kata persaudaraan
Di senja penghabisan...
Hakikat manusia yang tak pernah luput dari salah
Atau lebih menjurus dengan dosa
Dalam setiap hulu mengalir rasa bahagia
Dalam setiap gemericik kebisingian jiwa
Yang terus mengalir ke hilir cacatnya dunia
Rasa takut dan cinta terus mendekam
Dalam hati tiada henti menikam
Jika hanya ketakutan yang berambu
Yang mampu mengatur hidupmu
Berlarilah ke arah kami
Mari kita tepiskan takutmu
Bersama dalam tawa walau tanpa arti
Kita masih berjalan di setapak norma
Tanpa melupakan sedikitpun tata krama
Tak pernah sedikitpun terikat aturan otoriter
Karena kita yang mampu mengatur diri sendiri
Kita memang bukan golongan
Karena kita mampu berdiri di semua golongan
Dalam setiap malam
Dalam setiap gelap
Dalam setiap remang
Kan kita taklukan walau dengan sisa-sisa kebahagiaan
Lebih baik mati melawan kemiskinan
Daripada hidup di penjara keterpurukan
Tak peduli hunusan pedang
Atu acungan parang terpanjang
Setiap ocehan kami bermakna
Karena mengandung cerita tersirat
Yang jelas sulit terlupa
Walau otak ini akan berkarat
Janganlah pernah tertawa jika hatimu masih terkengkang
Serupa awan hitam tutupi kilau matahari
Serupa senapan tanpa amunisi
Inilah lingkaran diskusi yang terpandang hina
Karena suara kami kadang dianggap tak bermakna
Lebih baik teriak lantang dalam telinga malam
Daripada membisu dalam kesandiwaraan
Bunga kecilku
Dimana suaramu
Kala goyahan angin meniupmu
Dimana warnamu
Kala semi memanggilmu
Dimana harummu
Kala semerbakmumu ku butuh
Layulah kau dalam tidurmu
Tapi tetaplah tegap dalam pagimu
Esok menjalang mari bersanding
Lalu berjanan beriring
Senja ini tak akan pernah berakhir
Juga tawa ini tak akan berakhir
Selama esok bukan hari akhir
Karena ini semua putaran takdir
Apakah tiada tempat bagi pemikir seperti kami
Apakah tak ada telinga untuk suara dari kami
Jangan sesalkan dirimu
Jika tak layak lagi beridiri
Karena tempatmu tlah kami usung ke persinggahan
Oleh serentetan dan desakan
Yang membuatmu terhancur
Bait bait ini mungkin membisingkanmu
Bait-bait ini mungkin memuakmu
Membuatmu berbalik
Membuatmu bertolak
Marilah kawan bergandeng tangan
Kita melangkah satu arah
Meskipun kaki tak serentak menghentak
Kita bersama tak harus satu suara
Terpenting saling membagi logika
Untuk dunia yang tlah terkadaluarsa
Secercah Senja Di Pelupuk Temaram
Reviewed by Vitroh Virus
on
Mei 17, 2013
Rating: