Di pesisir yang riuh. Debur ombak bersahutan. Bergemuruh. Tak ada henti. Enggan diam membisu. Menolak sepi. Begitu suaramu. Terngiang di telingaku. Jangan berhenti. Selagi aku sanggup berdiri: Karena doa dan penyesalan abadi. (Lumajang, Juni 2020)