Meruwat Anugerah Tuhan


SABTU pagi yang cerah saya dan teman berkendara menuju kaki Gunung Semeru. Tepatnya ke Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Sekitar satu jam perjalanan kami dari pusat kota. Tidak buru-buru. Perjalanan yang santai. Sambil ngobrol apa yang bisa diobrolkan. Sambil tengok kanan-kiri, kulihat tak ada pohon cemara.

Sampai di Desa Penanggal, kami berhenti dulu. Menikmati Gunung Semeru yang nampak lebih dekat. Memotretnya. Dan mengajaknya berselfie bersama. Semeru tak menolak.

Lanjut. Kami  tiba juga di salahsatu pemandian alam terfavorit di Lumajang, Tirtosari View. Banyak yang datang. Kebetulan akhir pekan sekaligus libur nasional. Ada yang datang berdua, bersama anak istrinya, sampai rombongna naik mobil.

Ongkos parkir dan tiket masuk sangat murah. Berapa? namanya murah, pokoknya murah. Jangan tanya berapa.

Kami ditemui beberapa orang. Salahsatunya, pengelola wisata tersebut. Mas Amin namanya. Yang juga dipercaya sebagai sekretaris desa setempat. Kami banyak ngobrol dengan Ia. Apa saja. Banyak pokoknya.

Salahsatunya mengenai perkembangan wisata yang Ia kelola bersama masyarakat setempat. Hingga rencana-rencana ke depan. Agar tempat itu lebih berkembang dan berkembang. Minimal menjadi seperti Jatim Park atau WBL, bukan kata Pak Carik. Itu kataku. Dalam hati. Ketika menulis ini.

Lama ngobrol, saya baru tanya sejarah mengenai tempat itu. Kenapa dinamakan Tirtosari? Menurutnya itu memang nama sumber mata air di situ. Sumber mata air yang menurut warga desa, zaman dulu ditemukan oleh 7 orang.

Mata air itu menjadi anugerah bagi warga di sana. Khususnya untuk pengairan sawah. Hingga diamanfaatkan menjadi tempat wisata.

Tak hanya menemukan, anugerah itu terus dijaga. Terus dirawat. Terus diruwat. Dari turun-menurun ritual ruwatan selalu dilakukan. Yakni tiap Bulan Suro pada kalender jawa.

"Selalu kita ruwat. Ada 5 gunungan dibawa, kenapa 5 karena ada 5 RT di sekitar sini. Gunungan itu diarak dari dekat rumah saya ke sini," kata Amin.

Jadi bukan hanya memanfaatkan mata air tersebut, apalagi  berupaya mengeksploitasinya. Namun ruwat perlu dilakukan. Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah tersebut. Dan berdoa, anugerah tersebut tetap terjaga. Terus bermanfaat.

Dalam hatiku, zaman terus maju. Terus berkembang. Wisata alam menjadi saahsatu model bisnis yang menggiurkan. Namun jangan lupa, berterimakasih kepada alam, kepada Tuhan yang telah menganugerahkan. Jangan lupa menjaganya. Alam bersamamu. Alam memberimu tempat.

Aku akan menjaga alam. Seperti aku menjagamu, Sayang. Kaulah anugerah terindah. Istriku.
Meruwat Anugerah Tuhan Meruwat Anugerah Tuhan Reviewed by Fitroh Kurniadi on November 10, 2019 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.