PEMIMPIN KOTA ANGIN


Sikut-sikut kini makin lancip
wahai bapak pemimpin kota angin
di atas bayang-bayang dan awan;
kayangan mimpi beratap jemari
mencekram dan liar.

Talikan kota erat-erat di pundak semeru
basuhlah rakyat dengan seisi kumbolo.
Kami yang segar tak akan lari
berkejar meraih yang tiada pasti.
Enggan kaki menapaki yang cepat memati.

Mimpi-mimpi kami taburan pasir
seisi kali-kali bertebar ke singgasana lain.
Lahar dingin emosi kami
lain lahar panas tergenggam semisal anda lalai
dan terlama lelah.

Bapak tak akan mati
sekalipun mati
nyawa lain mengisi.
Berulang.
Ini kota enggan terhanyut dalam kata mati.

Jika begitu angkatlah pemuda
dengan nyawamu yang selalu berganti
wahai pemimpin kami yang tak mengenal urat-nadi.

Kembalikan kejayaan
ke masa dimana pijakan kita adalah kota
dari segala kota-kota
bukan kata-kata penghias mata.
Mata-mata kota.
Kota-kota mata.

***

Kini diantara jemari-jemari
yang lekat kamera dan pena
kami sambung mulut rakyat
dengan telingamu;
mata rakyat dengan dengan matamu
wahai bapak yang tak menuli dan membuta.

***

Jika kau berkehendak hati
tanamkan tunas pisang di kepalamu
biar kami bisa mengunduh manisnya
sepanjang waktu;
masa-masa pahit terobati;
hingga kecap kami adalah kata-kata
perindu dirimu yang wibawa

Februari 2015

Sumber Ilustrasi: sayogand.blogspot.com

PEMIMPIN KOTA ANGIN PEMIMPIN KOTA ANGIN Reviewed by Fitroh Kurniadi on Maret 07, 2015 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.