Angin bertiup dari segala arah. Daun-daun bergoyang. Melambai dan terlelap. Terbangun dan kembali melambai.
Percayalah, wahai daun yang kini menjadi tegar. Angin enggan menampakkan wujudnya pagi itu. Tanpa kata-kata dan air mata, Ia kerap coba menghempasmu agar kuat berpijak pada pohon. Tanpa ingin dikenalmu, Ia berharap tumpuanmu menyatu dengan akar.
Kini, kau sudah melewati hari bersama angin itu. Menikmati embun pagi, panas, kabut, mendung, hingga senja. Dan malam ini nikmati gelap dan dingin. Rembulan dan bintang.
Ku harap esok pagi kau tak layu, mengering, dan gugur. Dan masih setia dengan angin yang sama.
2018
Percayalah, wahai daun yang kini menjadi tegar. Angin enggan menampakkan wujudnya pagi itu. Tanpa kata-kata dan air mata, Ia kerap coba menghempasmu agar kuat berpijak pada pohon. Tanpa ingin dikenalmu, Ia berharap tumpuanmu menyatu dengan akar.
Kini, kau sudah melewati hari bersama angin itu. Menikmati embun pagi, panas, kabut, mendung, hingga senja. Dan malam ini nikmati gelap dan dingin. Rembulan dan bintang.
Ku harap esok pagi kau tak layu, mengering, dan gugur. Dan masih setia dengan angin yang sama.
2018
Angin dan Daun
Reviewed by Fitroh Kurniadi
on
Februari 21, 2019
Rating: