Sebuah Ruang yang Lama Ditinggalkan


ADA sebuah ruang yang lama kutinggalkan. Ibaratnya begitu. Sebuah ruang tempat mencurahkan isi pikiran. Disana banyak kusimpan pengalaman, angan, bayang-bayang, ataupun lamunan. Agar ada jejak pikiran. Semua tertata dengan rapi dalam rak dan almari. Sehingga mudah dicari.

Hehe. Nampaknya bahasa diatas terlau bagaimana ya? Pakai ibarat segala. Langsung aja. Gini ceritanya, ruang itu adalah sebuah blog. Blog gratisan di blogger, produk google. Blog itu saya bangun sejak 2011. Usai lulus SMK.

Didalamnya berisi segala apa yang ingin kusampaikan. Dari puisi, catatan, opini, dan tulisan yang sulit dikategorikan. Hehe. Ya, memang pastinya semua tulisan itu tersimpan dengan rapi. Kapan saya menggunggah tulisan itu dan masuk kategori apa, ada data digitalnya.

Di masa itu, ruang itu cepat terisi. Saya terbilang produktif menulis. Khususnya puisi. Ya, karena saya lebih suka menulis itu. Menuangkan pikiran secara jujur dengan kata-kata yang puitis. Entah, dinikmati oleh yang baca atau tidak.

Tapi saya menikmatinya. Meski saya akui, kemampuan tulis saya sangat terbatas saat itu. Namun saat ini tulisan saya juga masih banyak kekurangan. Wkwkwk.

Ruang itu lama kutinggalkan. Sejak 3 tahun belakangan ini, tak ada satu tulisan pun yang saya letakkan dalam rak atau almari yang ada. Rasanya kangen. Ingin nambah koleksi.

Bukan tanpa alasan kenapa sampai saya rela meninggalkan ruang itu. Padahal itulah ruang yang menemani saya selama masa perkulihan. Khususnya utuk pelampiasan kesedihan dan lelah. Ops!

Alasannya, sejak terjun sebagai jurnalis profesional mulai lulus kuliah pada 2015, saya kayaknya disibukkan dengan tanggungjawab pada perusahaan.

Dalam sehari harus ada 3 sampai 5 berita yang saya tulis. Untuk terbit di media massa cetak. Dan setahun belakangan ini juga untuk di media online.

Karena mengawali karir, tentu tidaklah mudah dalam sehari ditarget menulis 3 berita. Namun lambat laun semuanya jadi terbiasa. Hingga harus menulis 5 berita pun, oke saja.

Di awal tahun ini, saya ingin kembali mengisi ruang itu. Jadi, selain disibukkan dengan urusan berita tiap harinya, saya juga ingin ada waktu untuk mengisi tulisan di blog pribadi. Kalau bisa saya akan menambah rak dan almari yang ada.

Entah nanti saya isi dengan koleksi tulisan yang seperti apa. Tulisan yang ingin saya tulis. Apa adanya. Atau kata sahabat saya, Syaiful Rahman. "Menulis Tanpa Kerangka'. Seperti judul buku yang sudah diterbitkannya.

Saya tidak ingin ruang yang ada sekitar 8 tahun lalu itu dihilangkan begitu saja. Siapa tahu, dari ruangan itu bisa tercipta sebuah hal luar biasa. Apa itu? Jawabnya buku. Itu harapku.

Ini adalah tulisan pertama untuk mengisi ruang itu kembali. Semoga bisa menghapus debu yang ada. Semoga ruang itu nyaman kutinggali lagi. Semoga betah. Tidak bosan.
Sebuah Ruang yang Lama Ditinggalkan Sebuah Ruang yang Lama Ditinggalkan Reviewed by Fitroh Kurniadi on Februari 13, 2019 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.