Untuk Terkasih dalam Bayang

Untuk Terkasih dalam Bayang

Sekian lama tlah nikmati hari dengan dirimu dalam bayang

tak pernah paksa dekap erat tubuh lelahku jauh terbang

hingga inginku untuk meremas jemarimu hanya sebatas hiasan gemintang

diatas awang bulan kala selimut gelap membekukan tubuh di sisa sepertiga malam bergentayang

Bukan aku yang hanya sebatas kata, mengurai kata, dan merangkai kata

untuk mengajakmu, merayumu, dan memaksamu bergerilya dalam mimpiku

tapi apa mampuhku? untuk bisa mendekatmu!

ketika dirimu hanya sebatas pandang lalu lalang

Mendekat diriku gemetar di samping  aroma semerbak nurani tubuh sucimu

apalah daya bibir gagap memaku tak mampu menutur kata untukmu

serupa penyair kehilangan sejuta suku kata yang dirasa madu

lalu tenggelam aku dalam bathin nan jauh di lubuk hatiku

Hingga kau jengkal demi jengkal langkahkan menghilang

aku termenung dengan segenggam penyesalan yang tak berarti

karena penyesalan sejati ada pada hati yang tak mampu merengkuhmu

untuk bisa menyibak tabir hitam kelam kala hati kehilangan rongga nada

Sedikit tuturmu memang masih menjadi misteri dalam bait malamku

lengkap dengan gelapnya dan nyanyian sunyi semilir angin kala menabrak dedaun

pabila dirimu tak sudih menyisihkan sedikit nada kata yang membantu menghantar tidurku

sisipkan senyum pun pada awan kala fajar mungkin membantuku meraih asa ketika mati api unggun

Kini hari berganti yang tak terhitung

tanpa bisa mengenalmu lebih dekat bukan yang aku sesalkan

karena sejauh merpati terbangkan berbalik pulang

menyanding merpati yang tlah Tuhan tentukan

kini tinggal menanti kepastian itu

ataukah hanya aku dengan kepastian yang tak pasti

lalu hinggap dalam bualan malamku

sebelum ku terjatuh dalam mimpiku

hingga terbangun dengan kenyataan pedihku

Jauhku di dera-dera malam tak pernah ku rasakan

meski kabarmu tak pernah aku sanggup simpan

karena mengunci dirimu dalam saksama butiran cahaya

yang setia melantar dalam celah kamar renungmu, mungkin!