Sisa Muntah Seruak


Sisa Muntah Seruak

Mungkin sajak monoton yang slalu menyikap dan menyelimuti setiap sisi malam
juga pula kecupan-kecupan dari paloma yang ku tak pernah paham tentang alkisahnya
hadir sengaja menenggelam

Ah! Aku makin tak peduli dalam uraian pikiran, bayang, hati, dan juga jemari
kenapa sosok palsu, hina, dan jalang sepertiku
begitu tega dan memaksa merangkai kata
padahal dan padahal aku sisa muntah seruak
setiap arak yang tersibak dalam tenggak

Sudahlah, meski tak penting
aku merangkai dalam bathin
juga slalu saja gitar mengiring
lalu aku menenggelam dalam hening

Sudahlah kawan!
Sudahlah kasih! eh, kasih tak sampai
yang jauhku dalam bayang
yang cintaku sebatas awang
hanya mimpiku yang tak bersambung nyali

Eh! bukan tak bernyali, hanya batasku untuk menyeruak dalam sisimu
karena aku hanya menunggu pasti dalam setiap sisi
untuk menyentuh dan memelukmu dalam do'a
terkadang harapku dalam mimpi walau hanya sebatas tak pasti

Sampai kapan hanya sebatas sajak murni, dalam sisi yang tak pasti
bahkan pula dalam sajak-sajak yang slalu bersambung sunyi, sepi, dan memati

Itu-itu saja yang slalu memutar dalam setiap gelombang yang ku harap
tapi kenapa aku nekat untuk menyibak dunia yang tlah dikusai seruak palsu
dengan kekuatan yang dilapisi tai dan kehinaan jancok!

Aku mungkin bukan penyair
Aku mungkin bukan penyajak
Aku mungkin bukan pujangga

Karena aku menulis kata dalam sisi yang begitu jauh dari ilmu yang terangkai dengan segala tembok-tembok jancok
bahkan disini aku di sudut sepi dalam riuh sudut kota
juga pula gemerincing gitar bernyanyi
juga pula berputarnya gelas kecil bersambung paloma

Menunggu tetes terakhir untuk 'ku menghambur sajak ini
sajak hina yang ingin ku sampaikan sampai ke sudut terjauh di penjuru kota
walau ku tau itu palsu dan tak pasti

Namun itu sanggup sebagai pengantar tidurku
ketika jemari sudah menghantar dalam laptopku ke ujung dunia

Oh sesungguhnya!
aku disini untuk menghamba pada ilmu juga pula menghamba pada kelana
merangkai titik demi titik hingga terangkai garis kepastian raih mimpi

Mesti saja mimpi jadi handalan aku menyajak
juga lagi tentang sunyi dan sepi, bahkan hati yang berulang

Maaf ini hanya kisah berulang kawan, tapi ya ini begini adanya
ibarat jalan setapak ini, lurus namun para penge-pijak tak tentu

Oh Tuhan! aku hanya hambaMu dalam seonggok kehinaan
beri kasihMu dalam setiap langkah, dalam setiap nafas, dan dalam setiap tindak
karena seburukku adalah cipta sempurnaMu

Engkau paham Tuhan! bukan hati mengharap ini
tapi gelombang dunia mendampar di sini
di sisi yang kelam
hingga ku dayung perahuku ke seberang
ke pantai abadi dengan sejuta mimpi
dengan sejuta bayang yang raih pasti
hingga ku bersama kekasih hati yang raih kedamaian hati
hingga ku mati dalam alur Ilahi... Amin!
Sisa Muntah Seruak Sisa Muntah Seruak Reviewed by Fitroh Kurniadi on September 30, 2014 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.